Berikan Pesan Pada Matahari


Genre – cerita anak anak

Bulan adalah salah satu penerang pada malam hari selain bintang. Bintang dan bulan berteman sangat baik. Terkadang mereka saling bercerita satu sama lain.
Suatu hari, bintang berkata pada bulan, “hai bulan, mengapa kau selalu ada dimalam hari?”
Bulan menjawab, “aku tak bisa pergi ke siang hari, kau sendiri kan selalu ada dimalam hari, apa kau tak bosan?”
“Oh aku tidaklah selalu berada dimalam hari, aku pun ada disiang hari dan terkadang berbincang – bicang dengan matahari,” kata bintang.
“Kau berbohong, aku tak pernah melihatmu pergi saat malam”
“Aku berkata jujur bulan, aku hanya tak terlihat pada siang hari karna matahari sangat terang”
“Oh, aku merasa iri denganmu bintang. Ehmm.. kalau begitu akupun akan menyapa matahari, aku juga ingin berteman baik dengannya,” cakap bulan dengan semangat.
“Tapi bulan..!”
Saking semangatnya sang bulan menghiraukan peringatan sang bintang dan mencoba bergerak. Ia melangkah, berjalan tak henti. Ia masih saja ditempat yang sama yaitu saat malam.
“Fiuh, mengapa aku tak bisa menemukan matahari?! Apakah bintang berbohong padaku?!” bulan terlihat marah dan akhirnya mencari bintang.
“Hei bintang! Aku tak menemukan matahari, tapi kenapa kau dapat bertemu dengannya?!” gusar bulan.
“Aku ingin memperingatkanmu, bulan alasan kau dan matahari tidak pernah bertemu”
“Apa maksudmu?” tanya bulan.
“Kau adalah penjaga sang malam, sedangkan matahari adalah penjaga sang siang. Kau sangat lah dingin, sedangkan ia sangatlah panas,” jelas bintang.
“Lalu? Apa masalahnya?”
“Kau dan matahari diciptakan berbeda, penciptamu takut jika kau disatukan dengan matahari, maka kau akan celaka”
“Aku tak percaya, lalu mengapa kau tidak celaka jika bertemu matahari?”
“Oh tentu, aku adalah bintang dan aku bisa berada di dua tempat”
Sang bulan semakin penasaran dengan matahari. Disaat itu ia mulai berdoa kepada Tuhan agar dapat mempertemukannya dengan matahari.
“Ya Tuhan, kumohon temukanlah aku dengan matahari, aku sangat ingin bertemu dengannya,” doa bulan setiap hari.
Tuhan semakin iba dan tak tega melihat bulan selalu ingin bertemu dengan matahari. Akhirnya, Tuhan menjawab doa sang bulan.
Bulan mendengar bisikan, “Berjalan lah lurus, maka kau akan bertemu dengan matahari.”
Bulan merasa bingung, namun ia senang bukan main. Ia berterimakasih kepada Tuhan. Akhirnya dengan perasaan bahagia dan rasa senang yang tak terbendung, ia berjalan luruuuuussss kedepan.
Disaat itu, ia melihat cahaya berada didepannya. Ia mengintip dengan perlahan. Lalu ia melihat sesuatu yang bersinar indah. Mata bulan seperti ingin loncat dan tak henti melihatnya. Ia mendekati sesuatu yang bersinar itu.
“Hai, siapa kamu?” tanya bulan.
“Oh, hai. Aku matahari, dan siapa kamu?”
“Kau matahari?” Senang bulan, “aku adalah bulan, sudah lama aku ingin melihat dirimu”
“Ooh!” kejut matahari, “Kau bulan? Bintang bercerita banyak tentangmu, akupun penasaran dengan dirimu.”
Bulan dan matahari banyak berbincang, mereka saling ingin mengetahui satu sama lain.
8 menit telah berlalu. Si bulan merasa aneh dan merasa lemas.
“Fiuuh, disini agak panas yah. hey matahari, bisakah kau kecilkan panasmu?”
“Sayangnya tidak bulan, jika aku meredupkan hangatku, maka setiap makhluk hidup dibumi akan mati karna tak dapat cukup kehangatan.”
Bulan mengerti dan tersenyum. Ia mengangguk kecil.
“Baiklah kalau begitu. Matahari, bagaimana kalau kita bermain sebentar?”
“Wah, ide bagus,” matahari setuju.
Bulan tak mengetahui kelemahannya dan terlalu senang karna bertemu dengan teman baru. Bulan tak memperdulikan panas yang berada disekitarnya. Bulan terlalu senang hingga ia datang untuk lebih dekat dengan matahari. Hingga...
“Ahhhhhhk!” bulan berteriak.
“Hah?! Ada apa bulan?” Matahari mendekati bulan.
“Panasss, aku merasa terbakar. Ahhh”
“Ohh, bulan. Bertahanlah bulan,” matahari ketakutan. “Bagaimana ini?! Aku harus berbuat apa?!” matahari kebingungan dan ingin menangis.
“Bulan, ada apa denganmu?!” bintang datang menghampiri.
“Panas sekali! aku meleleh!” tubuh bulan berubah sedikit demi sedikit. Awalnya menghilang sedikit, lalu bulan menjadi setengah lingkaran.
“Matahari menjauhlah! Bulan akan hilang selamanya jika berada didekatmu!” bintang berteriak
Matahari terkejut, “Ohh bulan, maafkan aku. Aku tak menyadari itu.” Matahari mulai menangis.
“Tak apa matahari, aku masih bisa bertahan. Pergilah sekarang, saat aku sudah sembuh, aku akan menemuimu lagi.” bulan tersenyum dan berkata, “matahari, sentuhlah aku agar aku bahagia.”
Matahari mendekat sejenak ke arah bulan. Saat matahari menyentuh bulan. Bulan berteriak. “Panassss!!” matahari terkejut dan menjauh dari bulan.
Bulan yang tadinya setengah lingkaran berubah saat matahari menyentuhnya, kini bulan berubah menjadi bentuk sabit. Matahari merasa bersalah dan menjauh dari bulan.
Saat matahari sudah menjauh dan dingin sudah menyelimuti bulan, bulan berhenti meleleh. Bulan terbangun dan mencari matahari.
“Dimana matahari?”
“Ia pergi, kau harus beristirahat hingga kau sembuh.” Jawab bintang.
“Bintang. Tolonglah aku, kau satu – satunya yang dapat mendekati matahari. Beritahu padanya bahwa aku baik – baik saja, katakanlah bahwa saat aku pulih, aku akan menemuinya lagi.”
“Baiklah kalau begitu, aku akan memperbanyak diriku agar kau bisa berbicara pada matahari dari jauh dan saat kau sembuh, kau boleh bertemu dengannya sebentar.”
Akhirnya bintang memperbanyak dirinya hingga ratusan miliyar, hingga bulan dapat mengirim pesan melalui para bintang kepada matahari. Matahari merasa lega karna bulan baik – baik saja. Setelah kejadian itu, bulan berubah sedikit demi sedikit, sabit, setengah lingkaran, hampir lingkaran dan lingkaran.
Bulan hanya dapat bertemu dengan matahari beberapa puluh tahun sekali, manusia menyebutnya gerhana matahari. Hingga saat ini, bulan dan matahari berkomunikasi dengan cara yang unik, yaitu melalui para bintang. TAMAT.
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BlackShirt - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger